04 August 2009

Asa Itu Kian Memudar

Dia selalu rindu bundanya
Layaknya semua orang impikan dan ucapkan
Seraya ia bergumam: Kamu masih beruntung
Bisa mendekap hangat dalam peluk kasih bundamu
Cuman hanya terpisah ruang dan waktu.
Dan saat pertemuan itu pasti akan tiba.
Sumbu harapan itu masih panjang dan menyala terang. Kerinduan masih terbayar walau terpisah jarak
Sedangkan aku terpisah alam
Asa itu kian memudar, dan hanya setitik , itupun ketika aku menghadapNya

02 August 2009

Serigala Pengembala Kambing. Emang Bisa??

Keimanan dan taqwa adalah akar keberhasilan di dunia dan akhirat. Tanpa bisa dipungkiri, semua itu sudah menjadi sunah alam yang berasal dari pencitaNya Yang Maha Agung.

Kalaulah dunia dijalani dengan keyakinan yang berlandaskan kasih sayang, taqwa dan kejujuran, niscaya rahmat dan keberkahanNya akan menyembur dari berbagai sisi.
Namun kejadian sebaliknya akan menimpa, disaat lokomotif tidak lagi berjalan di rel yang telah ditentukan. Pesawat terbang tidak berangkat sesuai jadwal dan posisi terbang yang ditentukan. Dan kapal lautpun mencoba menentang arah dari sisi yang telah ditetapkan. Maka, kita cukup menunggu saat kehancuran semua itu, setiap kendaraan akan menemui waktu musibah yang akan menerjang, cepat atau lambat dia akan tetap menghadang dan menghancurkan.

Namun dengan berbekal kokoh, berpijakan aturan-aturan yang telah ditentukan, semua akan berjalan rapi sesuai dengan cita dan tujuan terakhir yang telah dibingkai.
Untuk menjalani semua itu sesuai dengan yang diharapkan, terdapat sebuah kunci sukses yang selalu diajarkan pimpinan umat. Hal pokok menuju keberhasilan itu adalah, dengan memperbaiki dan menjalin hubungan erat antara jiwa dengan pencipta alam.
Sebab kenapa? Karna Allah Swt telah berjanji dalam Alqur’an:

"Jikalaulah beriman dan bertaqwa ahli satu kampung, maka akan kami bukakan pintu-pintu rahmat dan keberkahan dari langit dan bumi"
Merupakan janji Allah Swt yang tidak akan pernah dipungkiri. Keberkahan itu tidak hanya didatangkan dari bumi, namun juga curah dari langit, dan bukan hanya satu keberkahan bahkan berlimpah ruah.

Di masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul Aziz dikisahkan:
Kepemimpinannya merupakan salah satu diantara masa-masa keemasan Islam, tegaknya keadilan dan jalannya pemerintahan dengan damai. Sehingga dikenal saat itu, seekor serigala makhluk ganas pemangsa daging manusia dan hewan, bertindak menjadi pengembala kambing yang ada di padang pasir. Apakah mungkin semua itu terjadi?

Secara logika, hal itu tidak dapat dibenarkan akal sehat. Karna serigala adalah hewan pemakan daging yang akan memangsa kambing sebagai objek yang selalu diintainya.
Namun semua itu jelas adanya terjadi. Walaupun sangat ajaib dan aneh sekali, tapi kejadian itu bukan dongeng yang mengada-ada.

Dengan berjuta keheranan dan ketaajuban para sahabat bertanya pada sang khalifah, kenapa hal seperti ini bisa terjadi? Apa rahasia dibalik kepemimpinan engkau wahai khalifah? Sang khalifah dengan penuh ketenangannya menjelaskan, bahwa hal itu adalah keberkahan yang dicurahkan Allah Swt kepada hambanya dalam berbagai bentuk keindahan dan nikmat. Sehingga salah satu bentuk keberkahan itu, seekor serigala bisa bersahabat dengan kambing yang merupakan mangsa segarnya. Kemudian beliau bergumam, hal ini bisa terjadi karena Aku menjaga dan memperbaiki hubungan baik bersama Yang Kuasa, sehingga keberkahan itu benar-benar nyata.

Sahabat..
Kita lihat kenyataan yang terjadi, keberkahan itu memang betul-betul diperlihatkan dan diuntukkan kepada orang-orang yang diinginkanNya, sehingga terciptalah suasana indah yang selama ini tidak pernah terbayangkan oleh manusia banyak.

Semua itu hanya karena memperbaiki hubungan baik dengan penggenggam jiwa yang hina ini. Menunaikan hak-hak Yang kuasa, setelah sekian banyak nikmatnya kita pergunakan dengan gratis tanpa ada jaminan pemakaian. Menegakkan keadilan dimanapun berada dan dalam kondisi senang ataupun sempit.

Sahabat, keberkahan itu akan mencurah disaat ketaqwaan dan keimanan kita selalu terjaga bersama Allah Swt. Menghiasi hidup dengan bingkai keyakinan teguh dan kepercayaan kepadaNya.

Tunggu apalagi, pintu rahmat itu terbuka lebar dan masih menuggu sampai akhir nanti. Apakah semua itu akan kita raih ketika nyawa berada tenggorokan. Mari menjadi orang yang berlomba dalam rahmat Allah Swt yang dimulai dari gerbang utama.
Semoga!
 

©2009 ENDRI MULLIADI | by TNB