28 July 2009

Dimulai Islam dengan Keasingan

Dengan keimanan kokoh pada pemilik alam semesta dan diiringi hidayahNya, nabi kita Muhamad Saw menapaki jalan selangkah demi selangkah untuk menyebarkan dan meyakinkan ajaran Islam pada manusia dunia.
Meski tertatih-tatih dan tak jarang mendapatkan perlawanan dari berbagai golongan. Namun hal itu tidak menjadi alasan bagi sang hero untuk berhenti begitu saja.

Sosok nabi Muhamad Saw yang telah didesain oleh pemilik semesta alam, tegar dalam segala kondisi dan halangan yang menghadang.
Dia selalu melaju selangkah demi selangkah, meyakinkan orang-orang terdekatnya untuk mengimani ajran mulia yang dibawanya.

Meski dia muncul dalam keasingan di tengah-tengah kejahiliyaan manusia yang mendekati pucaknya. Namun hal itu juga yang membawanya ke puncak kejayaan Islam, hingga tersebarlah Islam keberbagai penjuru dunia.
Kala itu adalah masa-masa keemasan dunia Islam setelah berlalu dari keasingannya di tengah manusia banyak.

Berjalan sekian masa kemuliaan Islam dan kemasyhuran bersama rasul Saw. Hingga kala itu manusia berbondong-bondong masuk ke dalam agama baru yang mulia itu.
Tapi, sudah merupakan sunatullah, bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.

Setelah menjalankan tugasnya di bumi ini sekian lama dengan berbagai suka dan dukanya. Tibalah saatnya nabi Muhamad Saw dipanggil oleh penguasa alam, untuk berada senang di sampingNya.
Kala itu dunia Islam berduka dengan kepergian habibullah yang telah meletakkan dasar-dasar tauhid di bumi fana ini. Namun pengorbanannya tidak sia-sia, dia telah berhasil mengubah alam dan peradaban manusia dari keterbelakangan akidah menuju kejayaan hakiki bertauhidkan Allah Yang Esa.

Masa keemasan ini masih berlanjut dengan kepemimpinan Khulafa Rasyidin dan ulama-ulama tabiin dan pengikutnya. Islam tersebar keberbagai penjuru dunia, dari timur ke barat bertauhidkan Allah yang satu. Hingga saat ini, Islam ada di sudut kota manapun.

Berjalannya waktu ternyata mengikis sendi-sendi agama yang diletakkan oleh raul Saw. Membawa kemunduran, bahkan banyak ditemukan Islam hanya tinggal simbol dalam hati masyarakat muslim, tidak lebih bahkan kurang.
Dunia lebih menenggelamkan dan menyenangkan, hingga kita rasakan sendiri seakan-akan Islam itu asing di tengah-tengah keramaian masyarakat muslim sendiri.
Telah terbukti apa yang pernah disampaikan rasul Saw:
“Islam itu dimulai dengan keasingan, dan akan kembali seperti semula kala ‘asing’. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang bisa menjadi asing”

Mungkin, disaat panasnya langit dunia dengan segala kejahiliyaan moderen, dizaman asingnya Islam dari komunitas muslim saat ini. Kita mencoba untuk menjadi orang yang asing dengan amalan-amalan yang berdasarkan Al-qur’an dan Sunah. Meski manusia menganggap semua itu kuno. Namun itulah jalan kebenaran yang telah ditetapkan Nabi Saw menuju Surganya yang hakiki.
Semoga!

25 July 2009

Jangan Berhenti Pada Titik 99%

Islam selalu mengajarkan kita untuk bisa merawut kebaikan dari sisi makhluk, dan mengais pahala dari pemilik jiwa manusia. Kapan dan dimanapun kita berada, pintu-pintu pahala itu selalu terbuka lebar untuk siapapun yang mengharapkannya.

Allah Swt tidak pernah mengharamkan kasihsayang dan kebaikanNya, selagi manusia masih berpegang dengan Al-qur’an dan Sunah rasulNya.
Itulah yang selalu kita kejar, meskipun jalan menujunya tidak mudah bahkan berliku dan terjal.

Seringkali manusia jatuh dalam menggapainya, karna rangsangan nafsu dunia lebih menenggelamkan. Padahal, jika bersabar, satu langkah di depannya adalah keberhasilan itu. Namun masih saja kendala klasik menjatuhkan. Kita sering berhenti dan pasrah disaat angka keberhasilan berdiri tegak pada poin 99%. Tidak cukup sabar menunggu 100% dengan sedikit ujian, sehingga terpental, dan pengorbanan yang telah diusahakan bernilai hampa dan terbuang sia-sia.

Bukankah Islam telah mengajarkan begitu penting arti sebuah kesabaran. Dengannya telah berhasil merubah corak hidup yang tidak karuan dan berhukum rimba, menuju peradaban hakiki bernilai kasihsayang dan menghargai hak tiap manusia.

Disana ditemui realita nyata yang tidak terbantahkan, betapa banyak keberhasilan studi, bisnis ataupun lainnya, digapai dengan kunci kesabaran.
Layaknya kemasyhuran Islam hari ini, dilalui rasulullah Saw bukan dengan keegoisan, ketergesa-gesaan dan ketidak sabaran. Namun beliau menjalaninya dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan keteguhan.

Dalam sejarah Islam telah terlukis indah kisah perilaku seorang kafir Quraisy terhadap baginda kita. Rasul Saw setiap kali melalui satu jalan yang menghubungkannya dengan mesjid, selalu disedekahi air ludah seorang kafir quraiys yang bersembunyi di balik rumahnya. Kejadian ini terjadi berulang-ulang, namun selalu saja rasul Saw tabah menghadapi semua itu.
Kalaulah dikala itu baginda Saw tidak memiliki kesabaran dalam menyingkapinya, maka akan sempit dan tertutup jalan menuju kejayaan Islam. Namun, beliau menghadapinya dengan sabar dan selalu memohonkan doa untuknya. Hingga suatu ketika sang kafir tersebut sakit, secara sepontan rasul Saw kehilangan langganan sedekah air ludah yang menjijikan.

Tapi dengan kerendahan hatinya, dia berusaha menemui sang kafir. Apa yang terjadi? Dia terkejut dengan kunjungannya seraya takut seakan-akan Muhamad Saw akan menikamnya. Namun rasul Saw melalui hidayah ilahi, hanya bermaksud menjenguk. Hingga sang kafir berdecak kagum dengan kemulian budinya dan keindahan Islam. Seketika itu juga dia menyatakan keislamannya dihadapan rasul.

Sahabat, bukankan semua itu contoh kesabaran dan keteguhan mencapai poin 100%. Buktinya, kita dapat rasakan sendiri hasil dari ketabahan dan keuletan itu pada hari ini.
Mari, terus melangkah menggapai jati diri yang sebenarnya. Jangan patah dan lesu ketika ujian mulai menggerogoti. Tetap semangat dan jangan berhenti disaat fajar mulai menyingsing. Terus dan terus hingga mentari itu benar-benar tersenyum indah dalam bingkai pasti. Sebab disana sudah menanti ganjaran hakiki di sisi Yang Kuasa. Dalam dusturNya, Dia berjanji akan memberikan segala kenikmatan yang tiada tara bagi orang-orang yang sabar. Semua itu jauh lebih baik dari kenikmatan dunia dan isinya.
Semoga!

Puasa di bulan Sya’ban

Segala sesuatu akan bernilai ibadah jika diiringi niat yang ikhlas mengharap ridoNya dan tidak menyalahi Al-qur’an dan Sunah. Begitu juga ibadah puasa, baik yang berdedikasi wajib ataupun sunat.
Berhubung bulan Rajab hanya menghitung hari menantidatangnya Sya’ban. Alangkah lebih baiknya kita persiapkan segalasesuatu untuk menyambutnya.

Pada kesempatan ini kita akan coba kupas pembahasan tentang puasa di bulan Sya’ban.
Puasa bulan Sya’ban direkomendasikan Rasul Saw melalui banyak hadisnya. Diantaranyatertulis dalam kitab sohih Bukhari dan Muslim bab “Puasa Sya’ban”
Kita akan coba kemukakan hadis nomor 1969 kitab Sohih Bukhari yang berbunyi sebagaiberikut:

Yang artinya:
“Aisyah umul mukminin menceritakan: ketika rasul Saw berpuasa maka seolah-olah kita melihatdia tidak berbuka. Dan ketika dia berbuka seolah-olah tidak berpuasa. Lalu Aisyah Ra mengatakan: saya tidak pernah melihat rasul berpuasa satu bulan penuh kecuali di bulanRamadhan. Dan saya juga tidak pernah melihat beliau banyak melakukan puasa sunat kecuali dibulan Sya’ban”.

Pembahasan ini akan kita bagi menjadi beberapa poin penting:

1. Hukum puasa di bulan Sya’ban

Seperti yang kita temui dalam banyak buku, bahwa puasa di bulan Sya’ban hukumnya sunat dandianjurkan.
Berdalil dengan hadis rasul Saw yang disampaikan oleh Aisyah Ra “aku tidak pernah melihatbeliau melakukan puasa sunat lebih banyak, kecuali yang dikerjakannya di bulan Sya’ban”.
Kemudian, ulama-ulama Islam juga menganjurkan untuk melaksanakan banyak puasa di bulanSya’ban, karna pada bulan tersebut semua amal-amal manusia diangkat kehadirat Allah Swt. Dan rasul Saw seperti yang dikisahkan, sangat mencintai berada dalam kondisi berpuasa ketikaamalannya dihadapkan pada Allah Swt.

2. Hikmah dianjurkan banyak berpuasa di bulan Sya’ban:

a. Pengagungan terhadap bulan Ramadhan.
Seperti yang kita pahami bersama, Ramadhan adalah bulannya orang-orang yang bertaqwa serta menjadi penghulu sekalian bulan. Kita akan bertanya kenapa dinamakan penghulu sekalian bulan? Jawabannya adalah, karena Al-qur’an diturunkan pada bulan tersebut. Juga karena segala sesuatu yang dilakukan didalamnya dengan keimanan, ketaqwaan dan penuh perhitungan akan bernilai ibadah dan diberi ganjaran di sisiNya.
Maka oleh karena itu, perlu mengadakan persiapan dan pengagungan untuk menyambutnya, layaknya kita menerima tamu terhormat. Nah, salah satu bentuk penyambutannya adalah dengan membiasakan puasa di bulan Sya’ban. Berharap ketika Ramadhan menghampiri, kita telah terbiasa dengan puasa dan menahan diri dari segala yang diharamkan.
Di samping itu, hal yang paling mendasar juga adalah: bahwa puasa di bulan Ramadhan merupakan fardhu atau wajib di sisi Allah Swt. Sementara puasa Sya’ban hanya berpredikat sunat, maka ketika amal-amal sunat bisa dilalui dengan sukses, menjadi pertanda amalan wajib akan mudah terselesaikan.

b. Dianjurkan banyak berpuasa, karena di bulan tersebut seluruh amalan manusia dihadapkan pada Allah Swt. Akan menjadi sangat beruntung ketika laporan amal diambil, sementara itu hambanya berada dalam ketaatan. Maka Allah akan segan untuk menolak doa orang-orang yang taat.
Sesuai dengan hadis yang disampaikan oleh Usamah bin Zayid: dia bertanya: ya rasulallah, akutidak pernah melihat engkau banyak berpuasa kecuali yang engkau lakukan di bulan Sya’ban. Dijawab oleh rasul Saw: karma di bulan itu manusia sering lalai, sementara di bulan itu jugaamalan-amalan dihadapkan pada Allah. Maka aku suka ketika itu aku berada dalam keadaanberpuasa.

3. Tinjauan umum makna hadis.

Hadis-hadis anjuran melaksanakan puasa Sya’ban terdapat dalam konteks yang berbeda-beda. Di salahsatu hadisnya yang berbunyi:
( كان يصوم شعبان كله , كان يصوم شعبان الا قليلا )
“Artinya: adalah nabi Saw melaksanakan puasa Sya’ban satu bulan penuh, dan tidaklah nabi Saw melakukan puasa Sya’ban kecuali sedikit”

Bila dilihat dari sisi bahasa tanpa mendalami makna yang tersimpan di dalamnya, mungkin saja kita akan mengatakan bahwa hadis ini terjadi pertentangan diantara lafaznya. Tapi kenyataannya bukan seperti demikian, ternyata kekayaan bahasa Arab menunjukkan ijaz dan makna yang dalam.
Lafaz hadis tersebut tidak bertentangan, melainkan kalimat yang kedua adalah tafsiran dari kalimat pertama.
Terdapat banyak maksud dari potongan hadis “ كان يصوم شعبان كله ” disini dapat kita jelaskan dalambeberapa pendapat:

1. Bahwa Rasul Saw melaksanakan puasa Sya’ban satu bulan penuh pada satu kesempatan dan tidak melaksanakannya di tahun lainnya.

2. Bahwa Rasul Saw satu ketika memulai puasa sya’ban dari awal sampai akhir, dilain waktu melaksanakannya dari pertengahan bulan sampai akhir, dan pada kesempatan atau taun lainnya hanya memulai di akhirnya saja.

Disini bisa kita simpulkan bahwa maksud dari potongan hadis: “Adalah Rasul Saw memuasakansemua hari bulan Sya’ban” yaitu: rasul Saw melaksanakan puasa tersebut dikebanyakan haribulan Sya’ban. Bukan memuasakan penuh semua hari bulan Sya’ban.
Hal ini sesuai dengan hadis beliau yang berbunyi:
"ولا صام شهرا كاملا قط منذ قدم المدينة غير رمضان"
“Tidaklah rasul Saw berpuasa penuh satu bulan, semenjak sampai di Madinah selain puasaRamadhan”

Hadis ini menguatkan, bahwa puasa Sya’ban yang dilakukan oleh rasul Saw hanya disebagian besar dari hari-harinya, bukan satu bulan penuh.
Imam Tirmizi menukilkan dari Ibnu Mubarak dalam kitab Sohih Bukhari: “satu hal yang bolehdalam pembicaraan arab itu terjadi adalah: mengatakan orang yang berpuasa disebagian banyakhari dalam satu bulan bahwa dia telah berpuasa satu bulan penuh”
Ini adalah salah satu gaya bahasa yang harus kita pahami. Hal tersebut membuktikan bahwa bahasa Arab sangat kaya dengan makna dan rahasia dibaliknya.


4.Puasa Sya’ban yang diniatkan menjaga kehati-hatian Ramadhan?

Puasa Sya’ban satu hari atau dua hari menjelang ramadhan yang dilakukan dengan niat menjaga kehati-hatian masuknya bulan Ramadhan hukumnya dilarang.
Hal ini dilakukan oleh sebagian kelompok, mereka berpuasa dengan niat menyempurnakan ramadhan, dan rasa takutnya apakah ramadhan sudah masuk atau belum. Jika puasa dilakukan dengan dasar niat seperti ini, maka perbuatannya terlarang dan tidak ada dalam Al-quran dan Sunah rasul Saw
Seperti disampaikan rasul Saw yang tertulis dalam kitab Sohih Bukhari, hadis nomor 1914 yang berbunyi:
لا تقدموا رمضان بصوم يوم أو يومين
Artinya: janganlah kamu dahului puasa ramadhan dengan berpuasa satu atau dua harisebelumnya

Larangan ini dilakukan, karena takut terjadi penambahan jumlah bilangan puasa ramadhan dari jumlah yang pasti menurut perhitungan hilal. Jika hal ini dibiarkan maka akan membawa kepada bid’ah dan perpecahan umat dalam memahami awal hari bulan Ramadhan. Maka mari kita sama-sama cerdas dalam beribadah.

22 July 2009

Merendahlah


Merendahlah, engkau akan seperti bintang gemintang berkilau dipandang orang di atas geliat air, dan sang bintangpun jauh tinggi.
Jangan seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit, padahal dirinya rendah, hina.
 

©2009 ENDRI MULLIADI | by TNB